Mengenal Lebih Dekat Mixed Anxiety and Depressive Disorder (MADD)

 

  • Apa itu MADD?

Ilustrasi: isi kepala yang penuh dengan pikiran


MADD atau yang lebih dikenal dengan Mixed Anxiety and Depressive Disorder merupakan gangguan campuran anxietas dan depresif. Mengapa dinamakan demikian? Karena didalam MADD terdapat gejala-gejala depresi dan anxietas secara bersamaan terhadap penderita. Dalam istilah medis sering juga disebut dengan F41.2, gangguan kecemasan dan depresi campuran. Dalam MADD, penderita mengalami suatu kondisi dimana kesehatan mental seseorang terganggu dengan gejala kecemasan dan depresi tanpa keduanya menjadi dominan.

Ilustrasi: seseorang yang mengalami depresi


Diagnosis MADD biasanya dilakukan oleh dokter ahli berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh seseorang. Seringkali gejala tersebut muncul berulangkali, berlangsung selama satu bulan atau lebih, dan bukan merupakan akibat faktor lain seperti pengobatan atau gangguan Kesehatan mental. Ada sekitar 9 gejala yang bisa menyebabkan seseorang di diagnosa MADD. Beberapa keadaan yang mungkin bisa di diagnosis sebagai MADD antara lain;

  1. Kesedihan dan ketidakpuasan: merasa sangat sedih dan susah mengontrol kesedihan. Sering menangis tanpa sebab, selalu teringat hal-hal yang membuat sedih. Suasana hati tidak nyaman, tidak bisa mengontrol menangis (terus-menerus, berlangsung beberapa hari)
  2. gangguan tidur: bisa insomnia akut atau justru terlalu banyak tidur
  3. Masalah konsentrasi dan memori: jadi sering lupa dan sulit berkonsentrasi bahkan untuk hal-hal sepele
  4. Kurangnya energi: sering merasa lelah dan tidak bertenaga padahal tidak memiliki riwayat pekerjaan yang membutuhkan fisik berlebih.
  5. Iritabilitas dan kekhawatiran: cemas dan lebih sensitif dengan sekitar
  6. Mudah menangis atau marah: susahnya mengontrol mood. Tiba-tiba merasa sangat sedih namun juga mendadak bisa berubah menjadi sangat marah.
  7. Keputusasaan: merasa diri tidak berharga, tidak pantas dicintai.
  8. Rendah diri: merasa tidak pantas bahagia, menarik diri dari lingkungan
  9. sensitivitas sensorik yang ditingkatkan

Biasanya penderita MADD mengalami sekurang-kurangnya empat gejala tersebut di atas, bahkan lebih. Diagnosa tersebut biasanya dilakukan oleh dokter yang sudah ahli dalam bidangnya. Karena mendiagnosa suatu penyakit mental perlu dialkukan observasi lebih dalam.

Baca: Mengenal Fluoxetine dan Sertraline


  • Mengapa kecemasan dan depresi bisa terjadi secara bersamaan?

perasaan penderita yang berantakan


Orang yang merasa sedih atau khawatir biasanya akan berusaha untuk menghindari hal-hal yang membuatnya sedih atau khawatir. Misal, seseorang yang takut atau merasa kurang nyaman saat ada tamu atau orang yang datang ke rumah. Dia akan cemas saat suara kendaraan berhenti di depan rumahnya, dia juga bisa khawatir dan cemas saat bel pintu atau mendengar suara ketukan pintu. Kecemasan tersebut terjadi karena ada pemicunya. Orang-orang yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi secara bersamaan biasanya akan menghindari pemicunya agar dia merasa nyaman dan jauh dari rasa cemas.

Seseorang yang menderita kecemasan sering kali memiliki rasa kekhawatiran berlebih tentang sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan. Kecemasan yang terjadi bisa diakibatkan oleh depresi atau kesedihan berlebih yang berlangsung lama dan terus-menerus. Alam bawah sadar akan merespon hal-hal yang mempengaruhi kesedihannya sehingga tubuh membentuk benteng sebagai pelindung agar perasaan sedih itu tidak kembali muncul.

penderita MADD tidak segan melakukan cut off

Baca:Kualitas VS Kuantitas Pertemanan

Menghindar adalah hal yang umum dilakukan oleh seseorang dengan depresi dan kecemasan secara bersamaan. Biasanya mereka tidak menyukai konflik sehingga merea cenderung mengiyakan atau tidak berusaha mendebat sesuatu. Mereka cenderung menyetujui suatu ide dan mengikuti saja arahan dari seseorang.

Berkonflik adalah hal yang paling berbahaya bagi penderita ini. Efek yang ditimbulkan bisa beragam, ada yang membuat anxiety atau kecemasan berlebih, ada juga yang mengakibatkan depresi atau kesedihan berlebih. Perasaan ini bisa mengendap lama pada penderita. Ada yang berlangsung beberapa minggu, ada yang berlangsung dalam hitungan bulan, bahkan ada yang bertauhn-tahun tergantung pada tingkat pemicu dan kondisi seseorang tersebut.


  • Gejala depresi dan gejala kecemasan

penderita tak segan menyakiti diri sendiri

Baca: Cara mengatasi tantrum pada anak

Gejala-gejala depresi biasanya meliputi; kemarahan, mudah tersinggung, kekurangan energi, dan kesedihan yang berlarut. Saat seseorang sedang berjuang melawan depresi, gejala tersebut menyebabkan mereka tidak bisa mengontrol diri dan berfungsi secara teratur. Gejala-gejala tersebut merupakan pemicu kecemasan yang mengakibatkan si penderita depresi mengalami serangan panik atau yang lebih sering kita sebut panic attack. Oleh sebab itulah MADD atau mixed anxiety and depressive disorder ini muncul. Penyebabnya tak lain karena penderita depresi biasanya juga mengalami kecemasan yang menyerang saat pemicunya muncul.

Kecemasan depresi adalah gangguan mental yang digunakan untuk orang yang mengalami gejala yang tidak sesuai dengan satu diagnosis, yaitu kecemasan atau depresi saja. Seseorang dengan MADD memungkinkan mengalami berbagai jenis kecemasan dan depresi dengan gejala-gejala sesuai diagnostik yang kombinasi keduanya mengklasifikasikan sebagai kecemasan depresi.

MADD bisa berdampak buruk bagi Kesehatan fisik penderitanya. Oleh sebab itulah penderita MADD sebaiknya mendapat perawatan khusus dari psikiatri atau dokter spesialis. Penderita MADD dengan gangguan fisik bisa mempengaruhi pola tidurnya. Rata-rata penderita MADD mengalami gangguan tidur, entah tidak bisa tidur (insomnia), atau terlalu banyak tidur.

Seseorang dengan gangguan ini juga biasanya mengalami kelelahan ekstream dan cukup parah. Tubuh mereka akan terasa lemas padahal mereka tidak mempunyai riwayat pekerjaan berat. Keletihan ekstream ini bisa memperparah kesehatan tubuh yang lain. Bisa jadi penderita tidak mampu bangun dari tempat tidurnya dan merasa letih bahkan hanya untuk mengambil minum di dapur. Hal ini bisa berdampak buruk pada metabolismenya. Kelelahan ekstream biasanya berimbas pada turunnya berat badan dan buruknya pencernaan. Konstipasi atau diare serta dibarengi dengan naiknya kadar asam lambung dan dibarengi dengan vertigo membuat penderita MADD butuh penanganan khusus dari tenaga ahli atau dokter spesialis. 

Mereka butuh pertolongan


Penderita dengan gangguan ini akan mengalami dua gejala sekaligus atau bisa bergantian. Gejala yang dialami dapat berupa hanya gejala depresi, gejala kecemasan, atau bahkan keduanya. Gejala kecemasan yang diderita bisa berupa; merasa grogi atau gelisah sepanjang waktu, merasa panik karena terkena bahaya, kenaikan denyut jantung, bernafas dengan cepat atau terengah-engah, berkeringat dingin, gemetar atau tremor, merasa lemah dan kelelahan, susah berkonsentrasi, sulit tidur, mual atau diare, sulit mengontrol kekhawatiran, berusaha keras menghindari hal-hal pemicu kecemasan.

Sedangkan gejala depresif dapat berupa; merasa sangat sedih dan kosong serta kehilangan, mengalami ledakan amarah atau frustasi dan kesal terhadap hal-hal kecil, kehilangan minat atau rutinitas yang biasa disenangi, gangguan tidur seperti insomnia atau terlalu banyak tidur, merasa sangat lelah dan kehilangan energi sehingga tidak mampu melakukan hal-hal sederhana, bermasalah dengan nafsu makan, gelisah, merasa tidak berarti atau sering merasa bersalah atas sesuatu hal yang terjadi karena tidak sesuai kehendak, nyeri punggung atau sakit kepala.


  • Yang harus dilakukan jika mengalami gejala MADD

Segera temui tenaga ahli


Jika kamu mengalami salah satu gejala depresi, kecemasan, atau bahkan mengalami keduanya, sebaiknya kamu segera menemui tenaga ahli untuk membantu masalahmu. Semakin cepat kamu menyadarinya dan meminta bantuan kepada pihak yang tepat maka akan semakin cepat masalahmu terselesaikan. Datanglah ke psikolog jika gangguan yang muncul belum berefek pada fisikmu. Tapi, segera ke psikiater saat gangguan tersebut berimbas ke kesehatan fisikmu. Misal; kamu mulai susah tidur, nyeri kepala atau migrain, dan gejala fisik yang lain.

Posting Komentar

0 Komentar