Berakhir di Surga atau Neraka?

Ilustrasi: Surga dan Neraka by resa roosmana

 

Manusia dan Kematian

Kematian adalah sesuatu yang akan datang pada siapapun makhluk yang bernyawa. Sudah siapkah kita dengan itu? Saat merenung sendiri, terkadang pikiranku berkelana liar. Apakah bekal yang kubawa di alam kubur kelak sudah cukup? Berapa lama nanti aku akan di sana? Seperti apa alam kuburku? Terang dan indah seperti taman surga? Ataukah gelap dan menyeramkan seperti neraka?

Seketika bulu kudukku merinding membayangkannya. Aku tak sanggup jika harus tinggal di dalam kegelapan bersama sosok hitam buruk rupa dan berbau busuk di alam kubur. Membayangkannya saja sudah semenakutkan ini, apalagi jjika mengalaminya? Naudzubillah!

Semua yang bernyawa akan merasakan mati.
(source; google)


Kadang aku iseng menghitung untung rugi pahala dan dosa yang sudah kulakukan selama hidup. Sudah berapa tahun ya, aku hidup di dunia? Kira-kira berapa tahun telah kulewatkan umurku dalam kemaksiatan? Lalu, berapa yang tersisa? Bisakah aku hidup hingga 20 tahun lagi? Coba hitung persentase taat dan maksiat kalian selama ini. Bagaimana hasilnya? Mengerikan, ya?!

 

Tujuanku Diciptakan di Dunia

Apakah kamu pernah berpikir “untuk apa aku diciptakan?”. Apakah untuk bekerja, makan, tidur, lalu mati? Atau aku diciptakan hanya untuk bersenang-senang kemudian mati dan mulai dilupakan?

Manusia yang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh di Mekah.
(source: google)


Dalam Al-Quran sudah disebutkan dengan jelas tujuan Allahmenciptakan kita di dunia. Allah berfirman dalam QS. Az-Zariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Jelas sudah tujuan kita diciptakan di dunia ini. Tertulis jelas dan nyata dalam Al-Quran bahwa kita diciptakan untuk beribadah epada Allahﷻ. Kita tidak diciptakan begitu saja hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak penting kemudian mati. Jadi, utamakan dulu ibadah sebelum mengerjakan hal-hal lain yang berhubungan dengan dunia.

 

Bercumbu dengan Sang Pencipta

Pernahkah kalian bercerita pada Sang Khalik? Pernahkah kalian merengek pada-Nya? Saat hidup terasa begitu berat dan tidak adil, kepada siapakah kalian akan mengadu? Bercerita panjang lebar pada sahabat kalian, ataukah kalian lebih memilih untuk terisak disunyinya malam?

Menghabiskan waktu dengan membaca dan murajaah Al-Quran.
(source: pexels)


Sesekali, cobalah berkhalwat dengan Allah. Berkhalwat dengan Allah adalah kegiatan untuk menarik diri dari dunia dan menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah. Perhatikan hadits di mana seseorang merasa bahagia tatkala sendiri (berkhalwat dengan Allah), dia menangis bahagia karena terharu akan kasih sayang dan rahmat Allah yang begitu luas padanya, padahal ia adalah seorang pendosa. Atau dia menangis takut kepada Allah, takut Allah tidak memperhatikannya di dunia dan lebih-lebih di akhirat yang kita sangat butuh ampunan dan kasih sayang Allah.

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; dan [7] seorang yang mengingat Allah dikala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).”  [HR. Bukhari dan Muslim]

Menyendiri dengan Allah adalah hal yang paling nikmat. Dalam kesunyian malam, aku bisa mengadukan semua keluh kesah yang kualami. Cobaan dan hal-hal berat yang sedang kurasakan bisa kuceritakan langsung pada Allah. Menangis dalam sujud sangatlah nikmat luar biasa.

 Baca: Kitab akidah sesuai sunnah

Jangan Tunda Taubatmu

Waktu terus berjalan. (source: google-fajar)


Manusia dan dosa itu berdampingan. Oleh karena itu, jangan pernah menunda taubat, karena Allah sangat senang melihat hambaNya bertaubat. Kadang aku merasa marah pada diriku sendiri, aku sadar itu dosa, tapi diri ini tak kuasa menahannya. Dengan dosa itu, cukup bagi Allah untuk menghukumku dengan menghilangkan nikmat taat padaNya.

Baca: Perintah menutup aurat bagi wanita

Jangan pernah bosan untuk bertaubat karena Allah selalu menerima taubat dari hambaNya. Allah sangat suka pada hamba-Nya yang bertaubat. Sampai-sampai Allah lebih bergembira dibanding seseorang yang kehilangan hewan tunggangannya yang membawa bekalnya, lalu hewan tersebut tiba-tiba datang lagi kembali.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembantu Rasulullah , beliau berkata bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ

Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).

 

Masuk Surga atau Nerakakah Aku?

Mari hitung secara kasar jumlah pahala yang kita punya. Anggap saja umur kita saat ini adalah 30 tahun. Dikurangi masa sebelum baligh misal, 12 tahun. Dikurangi masa bermaksiat saat muda, 5 tahun. Jadilah sisa umur yang kita miliki saat ini hanya 13 tahun. Apakah dalam 13 tahun ini kita selalu taat pada perintah Allah? Apakah dalam kurun waktu tersebut kita selalu memanfaatkan waktu untuk menjalankan syariat Allah?

Dahsyatnya api neraka.(Source: pexels)

Baca: 7 ayat larangan riba

Coba ingat kembali, berapa waktu yang terbuang percuma selama ini. Untuk scroll sosial media dan untuk membaca hal-hal yang tidak bermanfaat? Dalam sehari, berapa jam kita habiskan waktu kita untuk Allah, dan berapa jam kita habiskan untuk urusan dunia? Dengan kualitas kita yang seperti ini, layakkah kita menjadi salah satu penghuni surga?

Jika kita merasa tidak layak, maka ubahlah cara ibadah kita. Tambahlah frekuensi ketaatan kita pada Allah. Gunakan waktu yang tersisa ini untuk hal-hal yang bermanfaat. Jauhkanlah hati ini dari syahwat dunia yang melalaikan. Semoga Allah mudahkan kita untuk melakukan ketaatan dan mewafatkan kita dalam ketaatan pula. Aamiin Ya Rabb.


Posting Komentar

0 Komentar