Amal dalam Islam
berarti perbuatan baik yang dilakukan dengan niat tertentu dan ditujukan
kepada sesama manusia atau masyarakat. Amal dapat mendatangkan pahala dan
merupakan satu-satunya milik manusia yang dibawa mati.
Suatu amalan
dalam agama islam dikatakan sebagai amal shalih apabila terpenuhi di dalamnya
dua syarat, yaitu Ikhlas karena Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam dalam hal sebab, jenis,
kadar, tata cara, waktu, dan tempat (Ahkam Minal Qur’an:1/94 syaikh
Utsaimin).
Berikut 7 amalan
ringan berpahala besar sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ yang
bisa rutin kita lakukan setiap hari:
1. Membaca Surah Al-Ihklas sebanyak tiga kali, seperti 1/3 Al-Qur'an
Dari sahabat Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu,
ada seorang lelaki yang mendengar laki-laki lain membaca surah Al-Ikhlas dengan
diulang-ulang. Pada keesokan harinya, ia mendatangi Rasulullah ﷺ dan
melaporkannya, seakan ia menganggap remeh surah Al-Ikhlas.
Maka, Nabi ﷺ bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, ia sebanding dengan
sepertiga Al-Qur`an.” (HR.
Bukhari no. 5013, Abu Dawud no. 1461).
Membaca surah Al-Ikhlas memiliki pahala layaknya
membaca sepertiga Al-Qur’an, namun bukan berarti mencukupi dari membaca
sepertiga Al-Qur’an secara hakiki. Oleh karena itu, jika semisal ada seseorang
yang bernazar untuk membaca sepertiga Al-Qur’an, maka membaca Al-Ikhlas tidak
mencukupi dan belum menggugurkan kewajiban nazarnya tersebut karena Al-Ikhlas
sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an dalam hal pahala dan balasan, bukan dalam
hal pencukupan dan pelepasan diri dari kewajiban nazar membaca sepertiga Al-Qur’an.
2.
Menjaga Wudhu
Keutamaan
orang yang selalu menjaga wudhu disebutkan dalam hadits berikut tentang Bilal
yang disebutkan bahwa suara sandal beliau sudah terdengar di surga.
Dari
Abu Buraidah, Rasulullah ﷺ di pagi hari memanggil Bilal lalu berkata,
يَا بِلاَلُ بِمَ سَبَقْتَنِى إِلَى الْجَنَّةِ مَا دَخَلْتُ
الْجَنَّةَ قَطُّ إِلاَّ سَمِعْتُ خَشْخَشَتَكَ أَمَامِى دَخَلْتُ الْبَارِحَةَ
الْجَنَّةَ فَسَمِعْتُ خَشْخَشَتَكَ أَمَامِى
“Wahai
Bilal, kenapa engkau mendahuluiku masuk surga? Aku tidaklah masuk surga sama
sekali melainkan aku mendengar suara sendalmu di hadapanku. Aku memasuki surga
di malam hari dan aku dengar suara sendalmu di hadapanku.”
Bilal
menjawab,
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَذَّنْتُ قَطُّ إِلاَّ صَلَّيْتُ
رَكْعَتَيْنِ وَمَا أَصَابَنِى حَدَثٌ قَطُّ إِلاَّ تَوَضَّأْتُ عِنْدَهَا
وَرَأَيْتُ أَنَّ لِلَّهِ عَلَىَّ رَكْعَتَيْنِ
“Wahai Rasulullah, aku biasa tidak meninggalkan shalat dua raka’at
sedikit pun. Setiap kali aku berhadats, aku lantas berwudhu dan aku membebani
diriku dengan shalat dua raka’at setelah itu.” (HR. Tirmidzi no.
3689 dan Ahmad 5: 354).
Syaikh
Abu Malik dalam Fiqhus Sunnah lin Nisaa’ (hal.
49) menyatakan bahwa disunnahkan berwudhu setiap kali wudhu tersebut batal
karena adanya hadats. Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Disunnahkan menjaga
wudhu atau diri dalam keadaan suci. Termasuk juga kala tidur dalam keadaan
suci.” (Kitab Matan Al Idhoh,
hal. 20).
3.
Menjawab Panggilan Adzan
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah ﷺ
bersabda,
قُلْ كَمَا يَقُولُونَ
فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ
“Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah
selesai kumandang azan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan).”
(HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2: 172. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
4. Mengucap Bismillah Sebelum Beraktivitas
Terdapat
satu hadis yang sangat masyhur yang berbunyi,
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يَبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللَّهِ فَهُوَ أَبْتَرُ
“Setiap
perkara penting yang tidak diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahiim, maka
perbuatan tersebut akan terputus (dari rahmat Allah).” (HR.
Ar-Rahawy dalam kitab Al-Arba’in sebagaimana
terdapat juga di dalam kitab Al-Jami’ As-Shaghir karya
Imam As-Suyuti, 2: 158).
Kita ketahui bersama juga bahwa seorang hamba dituntut
untuk senantiasa bertawakal kepada Allah ﷻ serta meminta pertolongan kepada-Nya dalam setiap urusan.
Sedangkan ucapan basmalah merupakan salah satu bentuk meminta pertolongan
kepada Allah Ta’ala saat ingin memulai sebuah aktifitas atau
perkataan yang penting.
Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan,
“Syariat menganjurkan dan menyunahkan bacaan basmalah di setiap permulaan
aktifitas seperti makan, minum, menyembelih, bersuci, dan berkendara di atas
lautan dan berbagai aktifitas lainnya. Allah ﷻ berfirman,
فَكُلُوْا
مِمَّا
ذُكِرَ
اسْمُ
اللّٰهِ
عَلَيْهِ
“Maka, makanlah dari apa (daging
hewan) yang (ketika disembelih) disebut nama Allah.” (QS.
Al-An’am: 118).
5.
Tidur Dalam Keadaan Berwudhu
Al-Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu
anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
طَهِّّرُوْا هَذِهِ اْلأَجْسَادَ طَهَّرَكُمُ اللهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَبِيْتُ طَاهِرًا إِلاَّ بَاتَ مَعَهُ فِيْ شِعَارِهِ مَلَكٌ، لاَ يَنْقَلِبُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلاَّ قَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا.
Sucikanlah badan-badan kalian, semoga Allah mensucikan kalian,
karena tidak ada seorang hamba pun yang tidur malam dalam keadaan suci
melainkan satu Malaikat akan bersamanya di dalam syi’aar, tidak satu saat pun
dia membalikkan badannya melainkan satu Malaikat akan berkata: “Ya Allah,
ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur malam dalam keadaan suci.” (HR. At
Thabrani).
Al-Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu
anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا.
‘Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka Malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dan tidaklah ia bangun melainkan Malaikat ber-do’a: “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena ia tidur dalam keadaan suci.”
6.
Berdoa dan Bershalawat Selepas Adzan
Sebagaimana telah diajarkan Nabi ﷺ dalam hadits Abdullah bin Amru yang berbunyi:
عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى الهُي عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا الهَو لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ الهِر وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
Dari Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash, ia mendengar Nabi ﷺ
bersabda: “Jika kalian mendengar muadzin, maka jawablah seperti apa yang ia
katakan, kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa yang bershalawat
untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian
mintakanlah kepada Allah untukku al wasilah, karena ia adalah satu kedudukan di
surga yang tidak sepatutnya, kecuali untuk seorang hamba Allah; dan aku
berharap, (bahwa) akulah ia. Barangsiapa yang memohonkan untukku al wasilah,
maka akan mendapat syafaatku. [HR Muslim].
Permohonan wasilah ini dicontohkan dalam hadits Jabir yang
berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang ketika (selesai) mendengar adzan
berkata:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
Maka mendapatkan syafaatku pada hari kiamat. (HR Al Bukhari)
7. Mengucap Salam ke Sesama Muslim
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ : تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma bahwa
ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ, Apakah (amal dalam) Islam yang paling baik? Maka Rasulullah
ﷺ
bersabda, “(Yaitu) kamu memberi makan (orang yang membutuhkan) dan mengucapkan
salam kepada orang (Muslim) yang kamu kenal maupun tidak kamu kenal” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan mengucapkan salam kepada setiap Muslim yang dikenal maupun tidak dikenal, karena ini termasuk amal kebaikan yang paling utama dalam Islam dan sebab besar untuk masuk Surga, dengan taufik dari Allah ﷻ.
Baca: 10 Prinsip Dasar Mendidik Anak Secara Islami
Itulah beberapa amalan ringan berpahala besar yang bisa kita amalkan sehari-sehari. Semoga Allah ﷻ selalu memberkahi dan memberi kemudahan pada setiap urusan kita. Aamiin Yaa Rabb.
0 Komentar