Masa-masa sulit dalam hidup. (Sumber: Kajian Ustadz Musyaffa'Ad Dariny) |
Dunia adalah Tempat Ujian
Setiap manusia pasti memiliki
masa-masa sulit dalam hidupnya. Harus kita ingat bahwa, dunia ini adalah ujian
bagi orang yang beriman. Jadi, jangan heran jika mendapatkan ujian berupa
kesulitan-kesulitan yang kita alami dalam hidup.
Allah ﷻ berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ
فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Artinya: “Apakah manusia mengira
bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan
mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang
yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut/29:2-3)
Cara Menghadapi Masa-masa Sulit
Dunia adalah tempat ujian bagi manusia.
Allah ﷻ menghendaki keadaan manusia berbeda-beda sebagai ujian. Ada orang mukmin
dan kafir, orang sehat dan sakit, orang kaya dan miskin, dan seterusnya. Makna
semua ini, bahwa seseorang itu diuji dengan orang yang tidak seperti dia.
Seorang yang kaya contohnya, dia
diuji dengan keberadaan orang miskin. Sepantasnya orang kaya tersebut
membantunya dan tidak menghinanya. Sebaliknya, si miskin juga diuji dengan
keberadaan si kaya. Sepantasnya dia tidak hasad terhadap si kaya dan tidak
mengambil hartanya dengan tanpa hak. Di antara
kiat-kiat menghadapi keadaan sulit tersebut adalah:
1.
Berdoa
di Waktu Mustajab
Diantara usaha yang bisa kita
upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah ﷻ adalah dengan
memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa tersebut dikabulkan.
Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah
memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah ﷻ berfirman
dalam sebuah hadits qudsi:
يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت
لك على ما كان منك ولا أبالي
“Wahai manusia, selagi engkau
berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan
lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi).
Beberapa waktu mustajab
untuk berdoa yaitu:
· Saat sujud dalam shalat
· Saat tahiyat akhir sebelum salam
· Diantara adzan dan iqamah
· Di sepertiga malam
Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan
kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan
beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina” (QS. Ghafir: 60).
2. Memudahkan
Urusan Orang Lain
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ
أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ
بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ
اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ
يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Artinya:
“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya
pada hari kiamat”
Siapa
yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya
di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi seorang muslim Allah akan tutupkan
aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya
menolong saudaranya.
3. Berbakti Kepada Orangtua
Sesuai
hadits Rasulullah ﷺ , disebutkan:
عَنْ عَبْدِ
اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ
فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”. (HR. At- Tirmidzi).
Dengan berbakti kepada
orang tua maka, kita dapat terhindar dari kesulitan dengan ijin Allah. Mintalah
doa pada orang tua agar Allah memudahkan urusan kita. Seperti kita tahu bahwa
doa orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab.
4. Sering Beristighfar
Tidak
diragukan lagi, dalam menjalani kehidupan ini kita terkadang ditimpa hal-hal
yang tidak mengenakkan. Datang masalah demi masalah. Hidup menjadi terasa
sempit, rasa sesak pun memenuhi dada, tak jarang kita seolah berada di jalan
yang buntu.
Allah ﷻ berfirman,
فَقُلْتُ
ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ
عَلَيْكُم مِّدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ
جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا
Artinya:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.
Nuh: 10-12).
Istighfar
membuat hidup menjadi lebih mudah, melapangkan dada dan mendatangkan berbagai
kenikmatan. Allah ﷻ berfirman,
وَأَنِ
اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً
إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
Artinya:
“Dan hendaklah kamu meminta ampun [istighfar] kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan.” (QS. Hud: 3)
5. Meningkatkan Ketakwaan pada Allah
Hal ini
berdasarkan dari firman Allah yang berbunyi :
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya“. (Ath-Thalaq/65:3).
Ibnul
Qayyim berkata : Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya
dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari
ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik
penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan
dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya,
dan barang siapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan
tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi
kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfa’at.
6. Banyak Bershalawat
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَن صلَّى عليَّ صلاةً
واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ،
ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Barangsiapa yang mengucapkan
shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali,
dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya, serta ditinggikan baginya sepuluh
derajat/tingkatan (di surga kelak).” (HR. An Nasai).
Yang dimaksud dengan shalawat di sini adalah
shalawat yang diajarkan oleh Nabi ﷺ dalam hadits-hadits beliau yang
shahih (yang biasa dibaca oleh kaum muslimin dalam shalat ketika tasyahhud),
bukan shalawat-shalawat bid’ah yang diada-adakan oleh orang-orang
yang datang belakangan. Karena shalawat adalah ibadah, maka syarat diterimanya
harus ikhlas karena Allah Ta’ala semata dan sesuai dengan tuntunan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7. Memperbanyak Membaca Surat Al Baqarah
Dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membaca dua ayat terakhir
surah Al-Baqarah pada malam hari, maka itu sudah mencukupi dirinya.” (Muttafaqun
‘alaih) [HR. Bukhari, 12/4008 dan Muslim, no. 8007].
Para ulama menyebutkan bahwa siapa yang membaca dua ayat
terakhir surat Al-Baqarah, maka Allah akan memberikan kecukupan baginya untuk
urusan dunia dan akhiratnya, juga ia akan dijauhkan dari kejelekan. Ada juga
ulama yang mengatakan bahwa dengan membaca ayat tersebut imannya akan
diperbaharui karena di dalam ayat tersebut ada sikap pasrah kepada Allah
Ta’ala. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa ayat tersebut bisa sebagai
pengganti dari berbagai dzikir karena di dalamnya sudah terdapat do’a untuk
meminta kebaikan dunia dan akhirat.
Itulah beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk
menghadapi masa-masa sulit dalam hidup kita.
Seperti dalam firman Allah,
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ
نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqarah: 286)
Dalam Qs.
Al Insyirah Ayat 6, Allah berfirman:
إِنَّ مَعَ
ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka, yakin
dan percayalah kepada pertolongan Allah. Semoga Allah senantiasa memudahkan semua urusan-urusan kita.
Aamiin Yaa Rabb.
Sumber:
Kajian Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny, Sabtu, 26 Oktober 2024
Referensi
Al Hadist dan Al Quran:
https://almanhaj.or.id/2964-kiat-bertahan-hidup-di-masa-sulit.html
https://muslim.or.id/3853-waktu-waktu-terkabulnya-doa.html
https://rumaysho.com/22312-mengangkat-kesusahan-seorang-mukmin.html
https://almanhaj.or.id/989-menggapai-ridha-allah-dengan-berbakti-kepada-orang-tua.html
https://muslimah.or.id/16796-pengurai-berbagai-permasalahan.html
https://almanhaj.or.id/1292-allah-akan-mencukupi-semua-urusan-orang-yang-bertawakal-kepada-nya.html
https://tafsirweb.com/12838-surat-al-insyirah-ayat-6.html
0 Komentar