Aksi Boikot, Masih Ingatkah?


source: google

Kamis, 05 Oktober 2023

Hari ini, Sabtu, 5 Oktober 2024 mengingatkanku pada kejadian tahun lalu. Ya, tepat setahun yang lalu dimana itu adalah hari yang mungkin sulit aku lupakan. Pagi itu seperti biasa, aku pergi menuju sebuah kedai kopi terkenal dengan logo hijaunya. Waktu menunjukkan pukul 08.10 WIB. Terlalu pagi? Tidak buatku, aku memang suka ngopi pagi. Dan kebetulan kedai ini buka dari jam 07.00 pagi, sementara rata-rata kedai kopi lokal yang lain buka pukul 09.00 atau 10.00 pagi.

Kubuka pintu bergagang kayu itu, kemudian aku melangkah menuju meja kasir untuk memesan. Seolah kakiku ini secara otomatis berjalan menuju depan monitor barista.

 

“Pagi Kak, Resa!”, sapa barista itu. Saking seringnya aku ke sana, beberapa barista sampai mengenalku, bahkan ada yang sampai hafal menu favoritku. “pesan apa, nih?”, lanjutnya, “menu biasa, Kak?”, tanyanya lagi, akupun mengangguk mengiyakan.

“Okey, salted caramel macchiato extra shot with almond milk, less sugar ya, kak?”, aku mengangguk sembari memberikan 2 jempol padanya. “Boleh aku minta tumblernya, Kak?”, akupun memberikan tumbler warna hijau tua dengan tulisan putih yang kubawa.

 

Ya, hampir setiap hari aku menghabiskan waktu pagi di kedai kopi ini. Duduk seorang diri sambil membaca buku, lembar demi lembar dengan santai. Sesekali akupun mencatat hal-hal penting yang baru kutemui di buku itu. Tak jarang juga aku menulis artikel sederhana kemudian mempostingnya di laman pribadiku. Tidak ada tujuan untuk tenar, hanya sebagai koleksi pribadi dan curahan hati.


Serangan Isr*el ke Gaza, 07-10-2023

Hal mengejutkan justru terjadi 2 hari setelah aku meneguk segarnya kopi di kedai itu. Ya, serangan Isr*el ke Palestina, 7 Oktober 2023. Berita itu gempar dimana-mana. Di sosial media, TV, hingga beberapa story WA teman-temanku. Paska serangan itu, sebagian besar manusia di bumi memutuskan untuk memboikot semua produk yang berhubungan dengan Isr*el. Ada restoran ayam cepat saji, pizza, minuman ringan, grocery, termasuk didalamnya kedai kopi yang sering ku kunjungi.

Setahun telah berlalu, bagaimana kondisi kalian? Masih ingatkah dengan gerakan boikot yang menggebu-gebu saat itu? Jangan bilang jika kalian mulai menganggap serangan Isr*el ke Palestina adalah hal biasa. Sudah satu tahun zionis itu membantai saudara-saudara kita di Gaza. Apakah kalian sudah kembali menyantap renyahnya ayam tepung cepat saji yang tenar itu? Mulai meghilangkan dahaga dengan minuman ringan berlogo merah sembari bersenda gurau dengan satu pan pizza bersama keluarga? Atau mungkin, kalian sudah mulai kembali nongkrong di kopi terkenal belogo hijau itu? Semoga tidak!

beberapa produk yang bisa diboikot

Baca: menghitung pahala dan dosa yang telah dilakukan

Setahun Tanpa Sta*bux

Hari ini tepat setahun aku berhenti mengkonsumsi st*rb*k dan aku baik-baik saja, hehehe! Semenjak gencar ajakan boikot, aku mulai merenung, bergunakah aksi tersebut? Jujur, aku sempat pesimis, mampukah kita memboikot produk yang begitu banyak? Bukan rahasia umum bahwa produk yang mereka miliki tersebar luas di penjuru dunia. Tidak! Kita tidak boleh menyerah! Ya, aku akan lakukan apapun semampuku. Walau mungkin andilku ini tak lebih seperti tetesan air di padang pasir. Awal-awal masa boikot adalah masa yang cukup berat. Aku harus mengubah kebiasaan yang sudah nyaman kulakukan setiap hari. Mengganti beberapa produk grocery, makanan, dan barang-barang lain yang sudah sering kami gunakan.

Serangan zionis ke RS Indonesia.
(source: BBC)


Ternyata, ajakan boikot membawa dampak positif bagiku. Jika ditotal secara kasar, pengeluaranku untuk ngopi di sana terbilang sangat lumayan. Jadi, aku cukup bisa berhemat lumayan banyak semenjak aksi boikot berjalan. Aku lebih sering ngopi di kedai kopi lokal dengan harga yang terpaut cukup jauh. Aku dan keluarga juga tidak lagi makan ayam krispi yang terkenal itu. Kami memilih produk lokal dengan rasa ayam yang tak kalah renyah dan juicy. Sambalnya cukup pedas, pas dengan selera lidah orang Indonesia. Makan ayam ya cocoknya dengan sambal, bukan dengan saos. hehe!

Kami sekeluarga berusaha melakukan aksi boikot semampu kami. Memang, kami mengaku bahwa kami belum bisa meninggalkan beberapa produk yang terafiliasi dengan zionis isr*3l. Kami masih menggunakan gawai, sabun cuci piring, dan shampo, yang notabene produk tersebut terafiliasi dengan kelompok zionis. Kami sudah semaksimal mungkin mengganti produk lain. Namun, kami belum mampu meninggalkan beberapa produk karena ada ketidakcocokan dengan tubuh dan terjadi alergi.

Semoga kalian masih bersemangat untuk melakukan aksi boikot hingga saat ini semaksimal mungkin. Tetap berjuang dan jangan menyerah membela saudara-saudara kita di Gaza. Semoga Allah ï·» segera memberikan kemenangan untuk saudara kita di Palestina. Aamiin.

 

Stop genosida.(sorce: Wikipedia)
Baca: Mengenal mixed anxiety and depressive disorder

Posting Komentar

0 Komentar