10 Prinsip Dasar Mendidik Anak dalam Islam

 

Kajian parenting bersama Ustadz Musyaffa' Ad Dariny.
(source: arrahmah.id)

Arti Mendidik Anak

 Secara bahasa

Mendidik anak berarti usaha untuk membantu anak mencapai kedewasaan, baik secara jasmani maupun rohani. Mendidik juga dapat diartikan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental, dan akhlak anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mendidik berarti memelihara dan memberikan latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) soal akhlak dan kecerdasan.

·       Secara Islam

Mendidik anak dalam Islam berarti menanamkan budi pekerti dan akhlak yang baik, serta memberikan pengetahuan kepada anak. Dalam Islam, mendidik anak juga berarti membentuk insan al-kamil.

Dalam Islam, mendidik anak adalah kewajiban dan tugas mulia yang harus dijalankan oleh orang tua. Anak merupakan amanah dari Allah , sehingga orang tua bertanggung jawab untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik

 

Tujuan Mendidik Anak

Mendidik anak memiliki tujuan untuk membentuk pribadi anak yang shalih dan shalihah, mendekatkan diri kepada Allah dalam rangka menggapai ridha-Nya. Anak yang memiliki keimanan kuat perlu dipersiapkan sejak dini mengingat persoalan hidup yang akan dihadapi begitu berat. Tujuan mendidik anak adalah untuk membentuk pribadi anak yang baik, cerdas, dan memiliki karakter yang kuat. Berikut beberapa tujuan mendidik anak secara umum: 

  1. Membentuk karakter yang baik: Mendidik anak sejak dini dapat membantu membentuk kepribadian anak secara positif. Anak akan terlatih untuk bersosialisasi dan mengatasi masalah dengan baik. 
  2. Meningkatkan semangat belajar: Anak-anak di masa dini memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Mendidik anak dapat membantu mereka mengenal dunia dengan lebih baik. 
  3. Membangun aqidah yang lurus: Anak harus dibentuk sebagai pribadi yang memiliki kekuatan secara iman, fisik, mental, keterampilan, ekonomi, dan sebagainya. 
  4. Mengajarkan adab dan akhlak: Ajarkan anak untuk menghormati dan menghargai orang lain. Ajak anak untuk mencintai sesama dengan saling memberi dan tolong menolong. 
  5. Mendidik anak disiplin: Mendidik anak disiplin sejak dini dapat membuat anak berpikir lebih aktif, menghargai waktu, dan bertanggung jawab. 

 Baca: Cara mengatasi tantrum pada anak


Prinsip Dasar Mendidik Anak

Mendidik anak adalah tanggung jawab penuh bagi orang tua. Walaupun kita sudah memilihkan sekolah yang baik dengan biaya yang cukup mahal, sebagai orang tua kita tetap wajib ikut serta dalam proses mendidik anak. Kita tidak bisa begitu saja menyerahkan tangung jawab pendidikan anak kita kepada lembaga tertentu dengan dalih bahwa kita sudah mengeluarkan biaya untuk itu.

Dalam mendidik anak hendaklah kita menggunakan prinsip-prinsip dasar sesuai Al-Quran dan Sunnah. Berikut beberapa prinsip dasar dalam mendidik anak:


1.      Mendidik anak agar terlepas dari neraka

Dalam Al Quran surat At Tahrim ayat 6, Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa kita harus memelihara diri sendiri dan keluarga dari api neraka. Ini berarti bahwa tujuan utama kita mendidik anak adalah untuk menghindarkan diri dari api neraka.

 

2.      Tanamkan aqidah yang lurus sejak dini

Aqidah adalah pondasi utama bagi anak untuk menjalani hidupnya kelak. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Luqman ayat 13:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Dalam ayat tersebut, Luqman menasihati anak-anaknya agar tidak berbuat syirik kepada Allah . Sampaikan juga pada anak kita bahwa dia selalu diawasi oleh Allah . Jika dia berbuat dzalim, Allah tidak meridhoinya. Dan saat dia berbuat dosa, Allah bisa menghukumnya. Tanamkan bahwa dimanapun dia berada, Allah selalu mengawasinya dan mengetahui perbuatannya.

 

3.      Membiasakan anak untuk shalat

Shalat merupakan tiang agama, jika seseorang melalaikannya niscaya agama ini tidak bisa tegak pada dirinya. Shalat ini pulalah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di akhirat. Untuk itulah, hendaknya orang tua dengan tiada bosan senantiasa memberikan contoh dengan shalat di awal waktu dengan berjama’ah di masjid, mengajaknya, serta menanyakan kepada anak apakah dia telah menunaikan shalatnya ataukah belum.

Allah berfirman dalam QS. Thaha, ayat 132:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

 

4.      Dekatkan anak pada Al Quran dan sunnah nabi

Kenalkan anak pada Al Quran sedini mungkin. Biasakan anak mendengar lantunan ayat-ayat Al Quran. Agar saat mendengar Alquran, sang anak merasa memiliki keterkaitan dengannya.

Kenalkan juga sunnah kepadanya sejak dini. Karena hanya dengan Al Quran dan sunnah, anak kita mampu terhindar dari penyimpangan perilaku dan aqidah dalam menjalani hidup. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah ﷺ:

 تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).

 

5.      Menanamkan akhlak yang mulia pada Allah

Jaman sekarang, sebagian orang tua lebih berbangga jika anaknya meraih prestasi dunia daripada akhirat. Mereka seolah mentolerir, tidak mengapa akhlak kurang baik asalkan pintar dan berhasil dalam urusan dunia. Hal ini justru salah besar.

Dalam hidup, hal pertama yang diperhatikan dalam bermuamalah adalah akhlak yang baik. Kenapa? Karena akhlak yang baik dapat memberi manfaat pada banyak orang. Contoh: misalnya kita memiliki 2 orang teman. Si A adalah orang yang sangat pandai dan jenius, namun berakhlak buruk. Sedangkan si B, dia tidak begitu pandai, namun memiliki akhlak dan adab yang baik. Jika kita menjadi salah satu temannya, mana yang kira-kira kita pilih? Si A atau si B?

Pada dasarnya sifat manusia itu semua sama, ingin diperlakukan baik oleh orang lain. Maka dari itu, kitapun harus mendidik anak kita untuk memiliki akhlak yang baik. Contohkan perilaku tersebut kepada anak kita. Berilah dia penjelasan jika dia tidak ingin diperlakukan buruk oleh orang lain, maka jangan memperlakukan orang lain dengan buruk.

 

6.      Berikan pujian dan hadiah

Jangan menjadi orang tua yang pelit pujian dan hadiah kepada anak. Sebagai orang tua, kita harus sering mengapresiasi anak-anak kita jika mereka telah melakukan sesuatu yang baik. Afirmasi positif dan pujian sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak kita.

Sesekali berilah anak kita hadiah. Tidak perlu mewah, ajak saja dia ke minimarket dekat rumah untuk membeli beberapa makanan ringan. Jelaskan dengan gamblang bahwa makanan ringan yang dia dapatkan ini adalah hasil kerja kerasnya.

Contoh: Abi bangga karena seminggu ini kakak sudah bisa shalat subuh sendiri tanpa harus Abi bangunin. Nah, Alhamdulillah hari ini Allah kasih Abi rejeki. Jadi, Abi bisa beliin es krim buat kakak. Ini hadiah dari Abi karena kakak sudah hebat minggu ini.

 

7.      Menjadikan anak nyaman dengan orang tua

Jujur, ini adalah hal yang paling sulit. Rata-rata, anak merasa tidak nyaman berbagi rahasia dengan orang tua. Kenapa? Karena kita menghukumnya saat anak mengakui kesalahannya. Melatih kejujuran anak adalah hal yang cukup sulit. Kita harus mampu bersabar dan menahan amarah jika kejujuran yang kita dapati sangat jauh dari harapan kita.

Saat anak berkata jujur, jangan pernah memarahinya. Contoh: kita melihat uang kita berkurang, lalu kita menghampiri anak kita dan berkata “Umma ngga marah kok, kalau adek jujur”. Saat anak kita mengatakan yang sebenarnya, jangan sampai kita tidak konsekuen dengan kata-kata yang telah kita ucapkan. Walaupun, kejujuran yang dia katakan sangat menyakitkan. Tetapah sabar dan jadilah pemaaf untuk anak kita. Buktikan padanya bahwa kita (sebagai orang tua) adalah orang yang dapat dipercaya.

Baca: 'Bonding with baking' bareng anak 

8.      Memilih lingkungan yang baik untuk anak

Rasulullah bersabda:

اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Artinya: “Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4833), at-Tirmidzi (no. 2378), Ahmad (II/303, 334) dan al-Hakim (IV/171), dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu).

Apalagi kita mengetahui bahwa sesuatu yang jelek akan mudah sekali mempengaruhi hal-hal yang baik, namun tidak sebaliknya, terlebih dalam pergaulan muda-mudi seperti sekarang ini yang cenderung melanggar batas-batas etika seorang muslim. Mereka saling berkhalwat (berdua-duaan antara lawan jenis), sehingga bisikan syaitan mudah sekali menjerumuskan dirinya ke jurang kenistaan.

 

9.      Mendidik anak dengan kasih sayang

Jadilah orang tua yang berlisan lembut pada anak. Jadilah orang tua yang tidak mudah marah, membentak, dan menghardik anak-anaknya. Sudah selayaknya sebagai orang tua, kita menjadi contoh dan panutan anak-anak kita. Bagaimana mungkin lisan anak kita lembut jika orang tuanya suka membentak? Bagaimana mungkin akhlak anak kita baik jika orang tuanya berperiangai kasar?

Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.”

Dalam hadits tersebut ada keutamaan untuk menjaga lisan. Jadi, sudah sepatutnya kita bertutur kata yang baik kepada siapapun. Terkhusus pada darah daging kita. Walaupun kita dalam keadaan marah, usahakan lisan kita mengucapkan kata-kata yang baik. Karena seperti kita tahu, kata-kata adalah doa.

 

10.  Mendoakan anak

Semua prinsip di atas tidak lepas dari satu, yaitu doa. Sebagai orang tua, selayaknya kita harus sesering mungkin mendoakan anak-anak kita. Doakanlah dengan doa-doa yang dicontohkan oleh nabi. Atau kita bisa mengambil beberapa potongan doa dari ayat Al Quran yang shahih.

Sebagai contoh, dalam Q.S. Furqan ayat 74:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Selain itu ada doa nabi Ibrahim Alaihissalam yang diabadikan dalam Alquran: 

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Artinya: “Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat. Wahai Rabb kami, kabulkanlah doa kami. Wahai Rabb kami ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (amalan).”

 

Baca: Tafsir Surat Al Fatihah

Kesimpulan

Itulah beberapa prinsip pokok dasar dalam mendidik anak. Tak lupa, sebagai orang tua kita harus terus berbenah menjadi lebih baik dan lebih taat kepada Allah. Selalu doakan diri kita, pasanagn, dan anak-anak kita berada dijalan yang lurus. Jalan yang di ridhoi oleh Allah. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita. Aamin.

Posting Komentar

0 Komentar