Sayur bayam hasil masakan anak-anak. |
Quality Time bersama anak-anak bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Bercengkerama dengan mereka bisa terbebas dari kesan ribet dan membosankan. Kali ini aku akan menghabiskan waktu siangku dengan memasak bersama anak-anak. Alhamdulillah hari ini anak-anak pulang lebih awal dari biasanya. Jadi, aku memutuskan untuk memasak sayur bayam dan tempe goreng, menu kesukaan mereka!
Kenapa suka banget masak bareng anak-anak?
Well, memasak itu asyik menurutku. Selain itu,
aku bisa mengajari anak-anak banyak hal. Dari mulai belajar mengenal berbagai jenis
sayur, belajar mengoreksi rasa, serta belajar motorik menggunakan benda tajam
(pisau).
Sambil memasak,
aku dan anak-anak biasa saling bertukar cerita. Lebih seringnya sih, aku yang
bertanya tentang kegiatan mereka hari ini. Bagaimana perasaan mereka selama di
sekolah? Adakah hal-hal yang mengganggunya? Momen menyenangkan apa hari ini
yang dialami?
Anak-anak memetik sayur bayam. |
Tak perlu memilih menu yang ribet dan susah, Bun. Aku sering memasak dengan menu sederhana bersama mereka. Mungkin memang tidak instagramable dan terlihat cantik, tapi aku dan anak-anak bisa mendapat manfaat yang luar biasa dari momen memasak kami.
Seperti anak-anak pada
umumnya yang picky eater, anakku pun sama. Namun, mereka gemar sekali menyantap
sayur bayam. Jadi, jangan heran kalo menu ini sering sekali nongol di meja
makan kami. Bahkan, bisa 3 hari berturut-turut sayur ini jadi primadona anak-anak.
Memasak Sayur Bayam
Bahan:
- 1 ikat sayur bayam
- 2 siung bawang merah
- 1 ruas kunci
- 1 papan tempe
- 1 bungkus bumbu marinasi
- Gula & garam
bawang Merah dan Kunci. |
Cara memasak:
- Pilih daun bayam yang segar, kemudian potong, dan cuci hingga bersih.
- Kupas kunci dan bawang merah lalu cuci bersih.
- Memarkan kunci
- Iris tipis bawang merah.
- Potong 1 papan tempe dan rendam dengan bumbu marinasi.
Setelah semua bahan tersedia, aku meminta bantuan kakak untuk mengisi air ke dalam panci, menyalakan kompor, dan memasukkan bumbu yang sudah disiapkan. Sementara sang adik aku minta untuk membersihkan sisa-sisa kulit bawang merah, bayam, dan kunci yang tercecer di lantai.
hasil petikan bayam Adik. |
Setelah air mendidih, aku menyuruh kakak memasukkan sayur bayam yang sudah mereka petik tadi. Kakak masih sedikit takut untuk memasukkan sayurnya ke dalam panci berisi air mendidih. Karena saat tutup panci itu dibuka, uap panas menyembul ke atas hingga hawa panas terasa di tangannya.
Oke, sayur bayam
sudah matang. Sekarang saatnya menggoreng tempe. Untuk goreng-menggoreng, aku
memang tidak melibatkan anak-anak. Menurutku, aktifitas ini cukup
membahayakan untuk mereka. Jadi aku membiarkan mereka mengamatiku menggoreng
tempe sambil sesekali penasaran ingin memasukkan potongan tempe ke dalam
penggorengan.
tempe hasil irisan kakak. |
Jadilah Tempat Bercerita Anak
Menurutku, hal paling
sulit selama menjadi orang tua adalah mendapat kepercayaan dari anak. Kenapa? Kebanyakan
orang tua akan marah saat anaknya jujur. Ya, karena fakta yang didapat orang tua
tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Orang tua selalu
bilang “ayo jujur, Nak. Jangan bohong sama Ayah dan Bunda.” Tapi kenyataannya, dia
akan mendapatkan hukuman saat si anak berusaha jujur. Apakah si anak akan berkata
jujur lagi di lain waktu? Tentu tidak! Mengapa? Karena saat pertamakali dia
mencoba untuk jujur, bukan perilaku baik yang dia dapatkan. Namun, sebuah
hukuman dari orang tuanya. Hal ini akan terekam pada otak sang anak bahwa jika
dia berkata jujur maka, dia akan membuat orang tuanya marah dan menghukumnya.
Jadilah Sahabat untuk Anak
Memasak adalah aktifitas yang cukup memakan waktu lama. Berkisar 45 menit hingga 1 jam, tergantung menu apa yang akan kita masak. Sambil memasak, aku sering meminta mereka untuk bercerita. Bagaimana progres belajar mereka? Adakah kendala yang mereka hadapi? Adakah teman atau pihak lain yang berperilaku buruk / bully kepadanya?
Orang tua adalah sahabat anak-anak |
Kenapa hal ini penting? Sebagai orang tua, kita tak hanya dituntut untuk mendidik mereka dengan baik. Kita juga harus bisa menjadi teman, bahkan sahabat mereka. Dengan begitu, mereka akan merasa bahwa orang tua mereka benar-benar peduli pada mereka. Hal itu terbukti dengan sikap orang tua yang selalu perhatian dengan aktifitas harian mereka. Dari mereka belajar, bermain, bahkan sampai hal-hal kecil yang terkesan sepele.
0 Komentar