Sumber: Kajian Ustdaz Musyaffa' Ad Dariny
Al Fatihah sebagai Induk Al-Quran
Al Fatihah
merupakan pembuka dalam Al-Quran. Surat Al Fatihah secara harfiah berarti
pembukaan. Begitu pentingnya surat ini hingga tidak sah shalat seseorang tanpa
membaca surat Al Fatihah. Ia termasuk rukun shalat. Shalat tidak sah kecuali
dengannya. Diriwayatkan oleh Bukhari, 756 dan Muslim, 394 dari Ubadah bin Somit
radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا صَلَاةَ لِمَنْ
لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak (sah)
shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al-Fatihah).”
An-Nawawi
rahimahullah mengatakan, “Hadits ini (menunjukkan) kewajiban membaca Al-Fatihah
dan itu merupakan keharusan. Shalat tidak sah kecuali dengan membacanya. Lain
halnya, jika orang tersebut tidak mampu. Ini adalah mazhab Malik, Syafii dan
mayoritas para ulama dari kalangan para shahabat, tabiin dan (generasi)
setelahnya.”
Kandungan dalam Al Fatihah
Dalam Al Fatihah
terkandung inti tauhid. Termasuk di dalamnya tauhid uluhiyah, rububiyah dan
asma wa sifat. Hanya Allah yang berhak di sembah, hal ini terkandung dalam
tauhid uluhiyah. Sedangkan dalam tauhid rububiyah, mengandung arti bahwa Allah
adalah Rabb alam semesta. Terakhir, dalam Al Fatihah terdapat kandungan asma wa
sifat, nama-nama Allah yang baik dalam asmaul husna.
Dalam Al Fatihah
juga ada puji-pujian bagi Allah. Al fatihah mengandung doa dan pujian yang
sangat tinggi bagi Allah. Dalam Al Fatihah juga terdapat permintaan doa bagi
hamba agar diberikan petunjuk di jalan yang lurus. Dalam surat ini juga Allah
menyebutkan kelompok-kelompok yang salah dan dimurkai Allah.
Pembahasan Al Fatihah per Ayat
بِسْمِ ٱللَّهِ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ada khilaf dalam
ayat ini apakah masuk sebagai Al Fatihah ataukah bagian dari Al Quran. terdapat
perselisihan yang sangat kuat diantara para ulama mengenai apakah basmalah itu
bagian dari surat Al Fatihah. Karena jika ditinjau dari segi riwayat qira’ah,
dalam sebagian qira’ah yang shahih, basmalah bukan bagian dari Al Fatihah dan
dalam sebagian qira’ah yang lain, basmalah merupakan bagian dari Al Fatihah.
Ulama Hanafiyah,
Hanabilah, Malikiyyah dan jumhur fuqaha berpendapat bahwa basmalah bukan bagian
dari Al Fatihah. Adapun ulama Syafi’iyyah berpendapat basmalah adalah bagian
dari Al Fatihah. Mereka menghitung lafadz “shiraathalladziina an’amta
‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa laadh dhaaliin” sebagai
1 ayat, sehingga basmalah termasuk dalam 7 ayat tersebut. Adapun para ulama
yang mengatakan basmalah bukan bagian dari Al Fatihah menghitung lafadz ini
sebagai 2 ayat, yaitu: shiraathalladziina an’amta ‘alaihim sebagai
satu ayat, dan ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa laadh dhaaliin sebagai
satu ayat.
Huruf “ba”
diawal kata بِسْمِ ٱللَّهِ berarti meminta pertoloan kepada Allah. Pertolongan seperti apa yang
dimaksud? Pengucapan بِسْمِ
ٱللَّهِ disini dimaksudkan untuk meminta
pertolongan kepada Allah sesuai keadaan pembaca. Misal, kita membacanya
saat hendak makan, berarti kita meminta perlindungan Allah agar dihindarkan dari
makan bersama syaiton. Begitu juga saat melakukan hal-hal yang lain.
Kata ٱللَّهِ bermakna Dialah dzat yang pantas untuk
disembah. Tidak ada dzat lain yang setara dengan-Nya. Tidak pula ada dzat yang
berhak disembah selain Dia. Hanya Allah yang berhak dinamai ٱللَّهِ, dan tiada dzat selainNya.
ٱلرَّحْمَٰنِ berarti dzat yang rahmatNya luas. Kata ini
lebih menjelaskan pada luasnya dzat Allah sebagai pemberi rahmat. ٱلرَّحِيمِ bermakna dzat yang rahmatNya harus sampai pada makhlukNya. Kata ini
memiliki penjelasan yang menuju pada perbuatan Allah yang menyayangi hambaNya dengan
memberikan rahmat.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ
bermakna bahwa semua kebaikan berasal dari Allah. Lafadz ini juga bisa bermakna
pujian bagi Allah dari seorang hamba. Seorang hamba yang senantiasa bersyukur
atas semua nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.
رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
bermakna Allah adalah Rabb alam semesta, maknanya adalah; Allah adalah dzat
yang menciptakan, Allah adalah dzat yang menguasai, dan Allah adalah dzat yang
mengatur alam semesta.
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya: Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
ٱلرَّحْمَٰنِ berarti dzat yang rahmatNya luas. Kata ini
lebih menjelaskan pada luasnya dzat Allah sebagai pemberi rahmat. ٱلرَّحِيمِ bermakna dzat yang rahmatNya harus sampai pada makhlukNya. Kata ini
memiliki penjelasan yang menuju pada perbuatan Allah yang menyayangi hambaNya dengan
memberikan rahmat.
مَٰلِكِ يَوْمِ
ٱلدِّينِ
Artinya: Yang
menguasai di Hari Pembalasan.
Allah adalah
Raja yang menguasai hari pembalasan. Dalam ayat ini, Allah ingin mengingatkan
kita akan adanya hari kiamat. Sebagaimana orang-orang kafir mengingkari adanya
hari pembalasan. Mereka mendustakan tentang adanya hari akhir, hari dimana
hanya Kerajaan Allah yang berjaya pada hari pembalasan itu.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya:
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.
Allah adalah
satu-satunya dzat yang pantas diibadahi. Hanya Allah yang pantas dimintai
pertolongan. Kita tidak boleh beribadah kepada selain Allah. Apabila engkau
ingin meminta hajat, maka mintalah kepada Allah. Datanglah kepada Allah untuk
memanjatkan semua doa-doamu. Janganlah pernah lelah dalam memanjatkan doa
seperti yang telah dilakukan oleh Nabi Zakariya Alaihissalam.
Dan dalam ayat
ini terkandung petunjuk bahwa seorang hamba tidak boleh melakukan sesuatu pun
dari jenis-jenis ibadah seperti berdoa, Istighosah, menyembelih dan thowaf
kecuali untuk Allah semata, dan di dalamnya juga terkandung obat hati dari penyakit berupa bergantung kepada selain Allah, dan dari penyakit
Riya, ‘ujub dan sombong.
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Artinya:
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
الهداية adalah petunjuk atau
pertolongan untuk menjalankan ketaatan; sedangkan permintaan petunjuk dari yang
diungkapkan oleh orang yang telah mendapat petunjuk berarti ia meminta tambahan
hidayah dari hidayah yang telah ada. الصراط
المستقيم secara bahasa
adalah: jalan yang tidak berbelok; dan yang dimaksud dalam ayat adalah jalan
Islam.
Ayat ini berisi
permintaan dan doa. Setelah dalam ayat-ayat sebelumnya kita menyanjung dan
memuji keperkasaan Allah, di ayat ini mulailah kita memanjatkan doa. Kita meminta
untuk ditunjukkan jalan yang lurus. Jalan yang lurus disini bisa diartikan
dengan jalan yang di ridhoi. Maknanya, kita senantiasa meminta kepada Allah agar
diteguhkan di jalan yang lurus setiap membaca Al Fatihah.
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
(yaitu) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Ayat ini juga
berisi doa dari seorang hamba kepada Allah. Di dalam doa ini terkandung obat
bagi hati seorang muslim dari penyakit pembangkangan, kebodohan dan kesesatan. Juga terkandung dalil bahwasannya nikmat paling besar secara mutlak adalah
nikmat Islam. Maka, barang siapa yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih
mengikutinya maka dia lebih pantas meraih hidayah jalan yang lurus.
Dan jangan jadikan
kami termasuk orang-orang yang menempuh jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu
orang-orang yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya. Mereka adalah orang-orang
Yahudi dan orang-orang seperti mereka. Sedangkan orang-orang yang sesat adalah
orang-orang yang tidak diberi petunjuk dari kejahilan mereka hingga akibatnya
mereka sesat jalan. Mereka adalah orang-orang Nasrani dan orang-orang yang mengikuti
jalan hidup mereka.
Baca: 4 Kitab Aqidah Sesuai Sunnah
Kesimpulan
Al fatihah
adalah surat yang paling sering kita baca dalam sehari. Sudah sepantasnya kita
sebagai umat Islam mengetahui makna dan arti dari surat yang termasuk dalam
rukun shalat tersebut. Tidak hanya diucapkan di lisan, makna Al Fatihah
haruslah kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Surat ini tak jauh-jauh dari perintah untuk mentauhidkan Allah. Jika kita mengaku sebagai muslim yang taat, sudah barang tentu kita harus memiliki aqidah yang sesuai dengan ajaran Al Quran. Tidak layak bagi seorang muslim untuk meminta-minta pada kuburan, percaya pada jimat, dan tathayyur. Merasa akan bernasib sial terhadap sesuatu yang menimpanya, seperti: kejatuhan cicak, bermimpi digigit ular, mata berkedut, dan lainnya. Seorang muslim yang benar-benar mengaplikasikan Al Fatihah haruslah berpegang teguh pada tauhid dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Percaya bahwa semua yang terjadi adalah kuasa dan kehendak Allah.
0 Komentar