Bersyukur di tengah Musibah

Selalu bersangka baiklah pada Allah

 

Memahami Makna Musibah

Siapa yang tak pernah merasakan musibah? Musibah tidak melulu pada hal yang besar. Musibah adalah kejadian yang tidak diinginkan, menyedihkan, dan dapat membawa kerugian atau kejelekan. Kata musibah berasal dari bahasa Arab ashaba yang berarti menimpa, mengenai, atau membinasakan.

Dalam Islam, musibah merupakan bagian ujian dari Allah ﷻ yang tidak bisa ditolak. Musibah dapat berupa berbagai hal, seperti:

  • Bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan kebakaran
  • Kecelakaan
  • Wabah penyakit
  • Bencana kelaparan
  • Bencana volkani

 Manfaat membaca Alquran

Musibah adalah Ujian

Setiap musibah pasti akan mendatangkan hikmah. Bagi orang beriman, musibah adalah cobaan, sedangkan bagi orang yang lalai, musibah merupakan peringatan.  Dalam Islam, musibah diartikan sebagai sesuatu yang mendatangkan kesulitan bagi manusia. Musibah merupakan bagian dari ketetapan Allah ﷻ yang telah dituliskan terhadap takdir manusia. 

Dalam Al-Quran, musibah disebut dengan istilah balā' yang berarti cobaan dan ujian. Dalam Islam, musibah dimaknai sebagai ujian dan cobaan berupa keburukan. Musibah dimaknai sebagai: 

·    Pembuktian iman,
·    Tanda cinta Allah ﷻ,
·    Balasan atas kejahatan yang pernah dilakukan,
·    Mendapat surga bila sabar dan ridha. 


Dalil tentang Musibah

Dalam Islam, cobaan yang diberikan Allah kepada manusia merupakan bentuk kecintaan-Nya kepada hamba-Nya. Cobaan tersebut bertujuan untuk melatih kesabaran, mengetahui orang yang benar dan dusta, serta kembali pada kebenaran.

 Dosa Jariyah Sosial Media

1.      QS. Al Anbiya’: 35

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

Menurut tafsir Al-Muyassar, tiap-tiap jiwa itu akan merasakan kematian, tidak mungkin tidak, berapa tahun pun usianya diperpanjang di dunia. Dan keberadaannya di dunia ini tiada lain menjadi cobaan dengan menjalankan aturan-aturan syariat dalam bentuk perintah dan larangan, dan dengan terjadinya perubahan kondisi-kondisi, terkadang baik dan buruk. Kemudian tempat kembali dan tempat kesudahan itu adalah kepada Allah semata untuk perhitungan amal perbuatan dan pembalasannya.

Sedangkan dalam Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof.Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah menambahkan bahwa setiap yang bernyawa akan merasakan kematian.

Makna “Kami menguji kalian” adalah Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan ujian agar Kami melihat bagaimana rasa syukur kalian terhadap sesuatu yang kalian cintai dan kesabaran kalian atas sesuatu yang kalian benci. Dan kepada Kamilah kalian akan dikembalikan.

 

2.      QS. Al A’raf: 168

وَقَطَّعْنَٰهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِّنْهُمُ ٱلصَّٰلِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَٰهُم بِٱلْحَسَنَٰتِ وَٱلسَّيِّـَٔاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Menurut tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, ayat tersebut dapat dimaknai:

Kami cerai-beraikan mereka di muka bumi dan Kami cabik-cabik mereka di sana menjadi beberapa golongan setelah sebelumnya mereka bersatu padu. Di antara mereka ada orang-orang saleh yang menjalankan hak-hak Allah dan hak-hak sesama makhluk. Di antara mereka ada pula orang-orang yang bersikap pertengahan. Dan di antara mereka ada orang-orang yang melampaui batas terhadap diri sendiri dengan berbuat maksiat. Dan Kami beri mereka ujian berupa kemudahan dan kesulitan agar mereka menyadari kesalahan mereka.

 Tips Menghadapi Masa Sulit dalam Hidup

3.      QS. Al Baqarah: 155

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Dalam Tafsir Al Muyassar dijelaskan bahwa: kami akan benar-benar menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta karena kesulitan dalam mendapatkannya atau hilang sama sekali. Dan dari jiwa dengan terjadinya kematian atau mati syahid dijalan Allah, dengan berkurangnya buah-buahan kurma, anggur, dan biji-bijian karena sedikitnya hasil panen atau rusak. Dan berilah kabar gembira (wahai nabi) kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi persoalan ini dan persoalan-persoalan yang serupa dengan apa-apa yang membahagiakan mereka dan menyenangkan mereka berupa kesudahan yang baik di dunia dan akhirat.

 

Bersabar di tengah Musibah

Secara bahasa sabar artinya tertahan. Orang Arab mengatakan, “Qutila fulan shabran” (artinya si Fulan dibunuh dalam keadaan “shabr”) yaitu tatkala dia berada dalam tahanan atau sedang diikat lalu dibunuh, tanpa ada perlawanan atau peperangan.

Dan demikianlah inti makna kesabaran yang dipakai dalam pengertian syar’i. Ia disebut sebagai sabar karena di dalamnya terkandung penahanan lisan untuk tidak berkeluh kesah, menahan hati untuk tidak merasa marah dan menahan anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk menampar-nampar pipi, merobek-robek kain dan semacamnya.

Maka menurut istilah syariat, sabar artinya: “Menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu dan tindakan lain semacamnya.”

Beberapa dalil yang menganjurkan kita untuk bersabar dalam menghadapi musibah antara lain:

1.      QS Al. Baqarah:156

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

مُّصِيبَةٌ (musibah): Yakni segala musibah yang menyebabkan kesedihan pada hati seseorang meskipun kecil.

إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ (kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali): Kalimat ini sebagai tempat pertolongan bagi orang-orang yang terkena musibah dan perlindungan bagi orang-orang yang mendapat cobaan karena didalamnya terkumpul makna pengakuan penghambaan kepada Allah dan pengakuan kepada hari kebangkitan dan dunia bukanlah akhir dari segalanya.

Ridho atas takdir-taqdir yang tidak disenangi adalah hal yang sangat dianjurkan, dan sabar atasnya adalah kewajiban, Hasan al-Bashri mengatakan: "keridhoan itu mulia, tetapi kesabaran adalah sandaran yang lebih utama bagi seorang mukmin".

 

2.      QS. Az Zumar: 10

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Umar bin Abdul Aziz berkata: Tidaklah Allah melimpahkan suatu nikmat kepada seorang hamba lalu dia mengambilnya darinya lalu menggantikannya dengan sabar melainkan apa yang Allah berikan kepadanya lebih baik dari apa yang diambil darinya, lalu dia membaca: { إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ } "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".

 

3.      Al Insyirah ayat: 6

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Atinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Seorang pendidik mengatakan : Terkadang suatu kesulitan menghampiri kita yang menyebabkan kita menangis bahkan menitipkan rasa sakit yang mendalam, akan tetapi aku mencoba untuk menguatkan diri dengan ayat ini : { فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا } dan akhirnya aku mendapkan ketenangan yang sempurna, bahkan kepada perkara yang sangat mencekap aku pun tersenyum, karena aku yakin bahwa setelah kesulitan itu ada kemudahan yang lebih banyak.

Setiap kesulitan ada kemudahan setelahnya, itulah jaminan Allah untuk Rasul-Nya Muhammad ﷺ dan untuk ummatnya, agar setiap hamba tidak putus asa dengan pertolongan Allah, sekalipun coabaan yang ia hadapi begitu berat kesabaran dan ketabahan harus ia hadirkan dalam dirinya, dan yakin bahwa kemudahan akan datang dari pertolongan Allah.

 

4.      QS. Al Baqarah: 286

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَه ۚ

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Allah tidak memerintahkan hamba-hamba-Nya dengan hal-hal yang berat, diluar kemampuan manusia. Namun Dia memerintahkan sesuai dengan kemampuan. Barangsiapa yang melakukan kebaikan akan mendapat kebaikan, dan barangsiapa yang melakukan keburukan akan mendapat keburukan.

Allah mengajarkan hamba-hamba-Nya doa:

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

“Hai pencipta kami, janganlah Engkau menyiksa kami akibat sifat lupa dan tersalah kami, janganlah Engkau membebankan kepada kami urusan yang berat yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang bebal sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebankan apa yang tidak mampu kami lakukan. Maafkanlah kami dan ampuni dosa-dosa kami serta rahmati kami dengan rahmat-Mu yang Maha Luas. Engkaulah pengatur urusan kami, maka tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang yang mengingkari-Mu.

 Amalan Ringan Berpahala Besar

Selalu Bersyukur

Maka sesungguhnya kita patut bersabar dalam musibah yang kita alami. Tetaplah senantiasa bersyukur karena nikmat Allah yang diberikan untuk kita lebih banyak daripada ujian-Nya. Setiap manusia pasti akan mendapat ujian masing-masing. Ada yang diuji dengan kesehatannya, ada yang diuji dengan keluarganya, hartanya, dan lain sebagainya.

Mungkin saat ini kalian sedang diuji dengan harta, namun dibalik itu kalian masih bisa tidur nyenyak dan memilki badan sehat. Nikmat itu adalah nikmat yang dirindukan oleh saudara-saudara kita yang sedang tergolek sakit. Nikmat sehat yang kalian miliki adalah dambaan bagi mereka yang berjuang untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Maka, selayaknya sebagai manusia, kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Selalu bersyukur atas semua nikmat dan cobaan yang diberi. Karena setiap cobaan atau musibah pasti ada hikmah yang bisa kita ambil ibrahnya.

Semoga Allah senantiasa memudahkan semua urusan kita serta melapangkan hati kita. Aamiin Ya Rabb!

 

Referensi:

Tafsirweb.com

https://muslim.or.id/621-seberkas-cahaya-di-tengah-gelapnya-musibah.html

https://muslimah.or.id/13020-sabar-menghadapi-musibah.html

https://almanhaj.or.id/35441-hikmah-di-balik-musibah.html

 

 

Posting Komentar

0 Komentar