Sebuah refleksi diri menuju pergantian tahun |
2024 Segera Berlalu
Hai, teman, bagaimana kabarmu
hari ini? Sengaja aku menyapamu di bulan ke sebelas, sebulan sebelum tahun
berganti. Terasa cepat atau lambatkah tahun ini bagimu? Apa saja yang telah kau
lalui selama 11 bulan ini? Banyak tawa ataukah justru penuh air mata?
Bagaimana kau menjalani tahun
ini? Terasa berat ataukah ringan? Adakah yang ingin kau perbaiki tahun ini?
Adakah yang ingin kau pertahankan tahun ini? Atau justru, ada yang ingin kau
lupakan? Tenang, tahun ini masih menyisakan waktu sebulan. Gunakanlah sebaik
mungkin.
Tahun ini mungkin sangat berat
buatmu. Ada banyak hal yang tidak kau mengerti, ada pula beberapa kejadian yang
tidak kau senangi. Tapi, daripada bertanya “kenapa?”, lebih baik jika kau
jalani saja ini semua. Kadang, sesuatu lebih mudah untuk dijalani tanpa harus
memahaminya.
Jangan Bandingkan Hidupmu dengan Orang Lain
Membandingkan dirimu dengan
orang lain adalah suatu kebodohan. Ingat, setiap manusia memiliki jalan
ceritanya masing-masing. Tugasmu hanya satu, jalani! Tak perlu bertanya
“kenapa?” dan “mengapa?”. Tak perlu juga mengeluh “andai saja” atau
“seandainya”. Semua yang terjadi di tahun ini memang sudah ditakdirkan untuk
kau jalani. Jadi, jalani saja tanpa banyak protes.
Asal kau tahu, tidur nyenyakmu
setiap malam adalah impian beberapa manusia di luar sana? Apa kau tahu, jika
mereka tersiksa setiap malam saat ingin terlelap? Apa kau tahu jika beberapa
dari mereka harus bersabar meminum obat setiap malam agar mampu terlelap?
Lelapmu adalah impian mereka. Tidur pulasmu adalah harapan mereka.
Lelah dan letihmu mendidik anak
adalah impian banyak pasangan yang mendambakan buah hati. Rumahmu yang penuh
dengan coretan crayon adalah keinginan terpendam beberapa pasangan yang
belum memiliki anak. Riuhnya rumah karena pertengkaran anak-anakmu bisa jadi
suara merdu yang diidamkan seorang pasutri di rumahnya yang masih sunyi.
Waktu luangmu adalah dambaan
beberapa orang yang teramat sibuk setiap harinya. Kesendirianmu adalah impian
bagi mereka yang ingin keluar dari hiruk pikuknya dunia. Jadi, masihkah kau
membandingkan dirimu dengan orang lain? Nikmat yang kau dapat dalam hidupmu
saat ini sungguh luar biasa. Jadi, jangan pernah berpikir untuk menjadi orang
lain atau memiliki hidup seperti orang lain.
Dulu VS Sekarang
Seperti yang kutanyakan tadi,
2024 segera berlalu. Bagaimana denganmu? Apakah kau sudah banyak berubah?
Ataukah justru semakin terpuruk dalam kegelapan yang tak tahu ujungnya? Kapan
kau akan bangkit? Tidak ada yang bisa menolongmu kecuali dirimu sendiri. Jadi,
bangunlah!
Lihatlah dirimu sekarang. Jika Sang
Pencipta memintamu pulang, apakah kau siap? Apa kau yakin dengan semua bekalmu?
Yakin dengan semua ibadah dan amalan-amalanmu? Jika tidak, maka berubahlah! Kau
sudah tak muda lagi. Mau sampai kapan kau terpuruk seperti ini?
Berapa ayat Al Quran yang sudah
kau hafal? 1 juz, 2 juz? Atau justru hanya beberapa surat pendek saja? Itupun tak lebih dari 10 surat. Lalu, berapa
syair lagu yang kau hafal? Berapa judul film yang kau ingat? Berapa banyak
konser yang kau datangi? Berapa banyak penyanyi dan aktor yang kau puja? Tak
malukah kau dengan semua itu? Jika kelak Allah bertanya padamu, untuk apa kau
gunakan nikmat mata, mulut, telinga, dan tubuhmu? Sudah siapkah kau
menjawabnya?
Kapan terakhir kali kau memohon
ampun sembari bersujud dan terisak di gelapnya malam? Sudah lupa? Atau bahkan
belum pernah sekalipun? Lalu untuk apa kau hidup? Kita tidak diciptakan untuk
bekerja, makan, tidur, lalu mati. Tanyakan pada dirimu, untuk apa kau hidup?
Untuk apa Sang Pencipta menciptakanmu di dunia? Carilah jawabannya!
Berubahlah Sekarang!
Selagi masih ada waktu, selagi nyawa
masih di badan, dan selagi masih ada kesempatan, segeralah berubah. Dari mana
harus mulai? Mulailah dari cara shalatmu. Shalat adalah amalan pertama yang
akan dihisab di akhirat kelak. Shalat adalah kewajiban kita sebagai umat Islam
sekaligus sebagai pembeda antara kaum muslimin dan kaum kafir. Benarkah?
Berikut dalil wajibnya shalat:
1.
Hadits
pertama:
Dari Jabir bin ‘Abdillah
Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
Artinya: “Sesungguhnya (batas)
antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR.
Muslim, no.82)
2.
Hadits
kedua:
Dari Buraidah Radhiyallahu’anhu,
ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
اَلْعَهْدُ
الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ.
Artinya: “Perjanjian antara kita
dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka ia telah kafir.”
(HR. Ibnu Majah, no. 1079)
3.
Hadits
ketiga:
Dari ‘Ubadah bin ash-Shamith
Radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
خَمْسُ
صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى الْعِبَادِ ، مَنْ أَتَىٰ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ
مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ ؛ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ
يُدْخِلَهُ الْـجَنَّـةَ ، وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ ؛ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ
عَهْدٌ ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ.
Artinya: “Lima shalat yang Allâh
wajibkan atas hamba-hamba-Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak
menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap enteng, maka ia memiliki
perjanjian dengan Allâh untuk memasukkan dia ke Surga. Dan barangsiapa tidak
mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allâh. Jika Allâh
berkehendak, maka Dia mengadzabnya dan jika Dia berkehendak Dia mengampuninya.”
(HR. Malik, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Manfaatkan Sisa Waktumu
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab
Radhiyallahu‘anhu, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ
اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ.
Artinya: “Sesungguhnya Allah
menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan“. (HR.
At Tirmidzi).
Nabi Muhammad ﷺ bersabda :
كُلُّ
بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
Artinya: “Setiap anak Adam pasti
berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang
bertaubat.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, & Ibnu Majah).
Kesalahan dan dosa-dosa yang kita
lakukan sangatlah banyak. Setiap hari, kita pernah berbuat dosa, baik dosa
kecil maupun dosa besar, baik dosa kepada Khaliq (Allah Maha Pencipta) maupun
dosa kepada makhluk-Nya. Setiap anggota tubuh kita pernah melakukan kesalahan
dan dosa.
Mata sering melihat yang haram,
lidah sering bicara dusta, melaknat, sumpah palsu, menuduh, membicarakan aib
sesama muslim (ghibah), mencela, mengejek, menghina, mengadu-domba, memfitnah,
dan lain-lain.
Telinga sering mendengarkan hal
yang berbagu ghibah, mendengar musik yang jelas haram hukumnya. Tangan sering
menyentuh yang bukan mahram, mengambil barang yang bukan miliknya (ghasab),
mencuri, memukul, bahkan membunuh, atau melakukan kejahatan lainnya.
Kakipun sering melangkah ke
tempat-tempat maksiat dan dosa-dosa lainnya. Dosa dan kesalahan akan berakibat
keburukan dan kehinaan bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat, bila
orang itu tidak segera bertaubat kepada Allah. Semoga Allah menerima taubat
kita dan istiqamahkan kita dijalan yang lurus. Aamiin Ya Rabb!
0 Komentar