Tafsir Surat An-Nas

Sumber: Kajian Ustadz Musyaffa'Ad Dariny

Keutamaan Surat An-Nas

Surat ini turun di Mekah setelah surat Al Falaq, diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Disebut sebagai surat pelindung yang ke dua karena manusia bisa mendapatkan perlindungan dengan membacanya.

Hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan surat ini antara lain:

Hadits pertama

وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍرَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ : (( أَلَمْ تَرَ آيَاتٍ أُنْزِلَتْ هَذِهِ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ ؟ { قُلْ أَعْوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ } وَ { قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ } )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah engkau mengetahui ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini yang belum pernah ada sama sekali sebelumnya? Yaitu, Qul ‘audzu birabbil falaq (surah Al-Falaq) dan Qul ‘audzu birabbin naas (surah An-Naas).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 814]

 

Hadits kedua

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّرَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَيَتَعَوَّذُ مِنَ الجَانِّ ، وَعَيْنِ الإِنْسَانِ ، حَتَّىنَزَلَتْ المُعَوِّذَتَانِ ، فَلَمَّا نَزَلَتَا ، أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَا سِوَاهُمَا . رَوَاهُالتِّرْمِذِي ، وَقاَلَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ )) .

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berlindung dari jin dan ‘ain (mata hasad manusia), sampai turun dua mu’awwidzataan (surah Al-Falaq dan surah An-Naas). Ketika keduanya turun, beliau mengambil keduanya dan meninggalkan yang lainnya. (HR. Tirmidzi, no. 2058 dan ia berkata bahwa haditsnya hasan). [HR. Tirmidzi, no. 2058; Ibnu Majah, no. 3511; An-Nasa’i, 8:271. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly menyatakan dalam Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 2:217, sanad hadits ini sahih].

 

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah

Manfaat Membaca Surat An-Nas

Surah An-Nas adalah surah perlindungan yang kuat. Dalam surah ini, umat Islam meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan dan tipu daya manusia, termasuk godaan setan. Membaca Surah An-Nas secara rutin dapat membantu menjaga diri dari pengaruh buruk.

Manfaat membaca Surat An-Nas di antaranya:

  • Menjauhkan dari godaan setan, jin, dan hasutan manusia
  • Memohon perlindungan Allah
  • Terhindar dari keburukan
  • Menjadi obat 

Surat An-Nas merupakan surat terakhir dalam Al-Qur'an dan terdiri dari enam ayat. Isi Surat An-Nas adalah anjuran kepada manusia untuk memohon perlindungan kepada Allah dari pengaruh hasutan jahat setan yang menyelinap di dalam diri.

 

Tafsir Surat An-Nas

Ayat 1: قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

Artinya: “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb manusia”.

Dia adalah Allah Azza wa Jalla. Dia adalah Rabb manusia dan yang lainnya. Rabb manusia, malaikat, jin, langit, bumi, matahari, bulan dan Rabb segala sesuatu. Tetapi pada surat ini, dikhususkan pada manusia. Menerangkan mengenai sifat-sifat Rabb, yaitu:

1.      Sifat rububiyah (yang dimintai perlindungan karena dialah yang menguasai manusia)

2.      Sifat mulkiyah (yang Maha Merajai)

3.      Sifat ilahiyah (yang berhak diibadahi)

Jadi, Allah yang menjadi Rabb (yang mengatur) segala sesuatu, Dialah yang merajainya dan Dialah ilah (yang berhak diibadahi). Oleh karenanya segala sesuatu itu makhluk yang diatur, dikuasai dan sebagai hamba bagi-Nya.

 

Ayat 2: مَلِكِ النَّاسِۙ 

Artinya: “Raja Manusia”

Yaitu Raja yang mempunyai kekuasaan yang tertinggi terhadap manusia, kekuasaanNya sangat sempurna, Dia-lah Allah Azza wa Jalla.

 

Ayat 3: اِلٰهِ النَّاسِۙ

Artinya: “Sembahan manusia”

Adalah tuhan dan sembahan mereka. Sesembahan yang hak yaitu yang dituhankan oleh hati, dicintai dan diagungkanNya, Dialah Allah .

 Baca: Nikmat Sehat dan Waktu Luang yang Terlupakan

Ayat 4: مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

Artinya: “Dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi”

Dari sini, segala sesuatu yang ingin mencari perlindungan diperintahkan untuk meminta perlindungan pada Rabb yang memiliki sifat yang mulia ini. Segala sesuatu tersebut diperintahkan untuk meminta perlindungan dari gangguan setan yang biasa memberikan was-was sedang mereka dalam keadaan tersembunyi.

Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud “waswasil khonnas” adalah setan akan berdiam di hati manusia. Jika ia lalai, maka setan tersebut akan membuat lalai dan membuat was-was atau kerancuan. Setan akan menggambarkan bahwa yang baik itu buruk dan yang buruk itu nampak baik. Namun, saat kita mengingat Allah setanpun akan khonnas (bersembunyi).


Ayat 5: الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

Artinya: “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam manusia”

Setan yang memberikan was-was inilah setan yang biasa menemani manusia. Karena setiap insan (manusia) tidak bisa lepas dari qorin (setan yang terus menemaninya tadi) lalu membisikkan agar ia melakukan perbuatan keji. Setan akan berusaha melalaikan manusia ketika ia lalai dari Allah. Yang selamat dari gangguannya adalah orang yang mendapatkan perlindungan dari Allah Ta’ala. Sebagaimana terdapat dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ ». قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِى عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِى إِلاَّ بِخَيْرٍ ».

“Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin.” Mereka bertanya, “Apakah engkau juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aku juga termasuk, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia masuk Islam. Ia hanya memerintahkan kebaikan padaku.” (HR. Muslim no. 2814, dari ‘Abdullah bin Mas’ud).

 Baca: 7 Amalan Ringan Berpahala Besar

Ayat 6: مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Artinya: “Dari jin dan manusia”

Was-was (bisikan) ini bisa dari jin ataupun dari manusia. Adapun was-was yang datang dari jin, adalah hal yang nyata, sebab ia mengalir di aliran darah manusia. Adapun was-was dari manusia yaitu dengan membisikkan kepada orang lain suatu kejahatan dan menghiasinya, sehingga orang itu menerima kejahatan tersebut, kemudian ia pun pergi meninggalkan orang tersebut.

Setan pun bisa semakin bangga jika seseorang menjelek-jelekkannya. Jika kendaraan mogok, janganlah menjelek-jelekkan setan karena setan akan semakin besar kepala. Namun, ucapkanlah basmalah (“bismillah”).

Dari Abul Malih dari seseorang, dia berkata, “Aku pernah diboncengi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu tunggangan yang kami naiki tergelincir. Kemudian akupun mengatakan, “Celakalah syaithan”. Namun, Nabi  menyanggah ucapanku tadi,

لاَ تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولَ بِقُوَّتِى وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ

“Janganlah engkau ucapkan ‘celakalah syaithan’, karena jika engkau mengucapkan demikian, setan akan semakin besar seperti rumah. Lalu setan pun dengan sombongnya mengatakan, ‘Itu semua terjadi karena kekuatanku’. Akan tetapi, yang tepat ucapkanlah “Bismillah”. Jika engkau mengatakan seperti ini, setan akan semakin kecil sampai-sampai dia akan seperti lalat.” (HR. Abu Daud no. 4982).

 

Semoga Allah selalu memberikan kita hidayah dan taufik untuk berada dalam ketaatan. Aamiin ya Rabb.

 

Sumber:

Kajian Tafsir Surat An-Nas Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny

 

Referensi:

https://almanhaj.or.id/1513-tafsir-surat-an-naas.html

https://rumaysho.com/951-faedah-surat-an-naas-berlindung-dari-godaan-setan-yang-terkutuk.html

https://rumaysho.com/24874-keutamaan-surat-al-ikhlas-al-falaq-an-naas-yang-jarang-diketahui.html

https://tafsirweb.com/37408-surat-an-naas-lengkap.html

 

 


Posting Komentar

2 Komentar