Tafsir Surat Al-Humazah

Sumber: Kajian Ustadz Haris Budiatna

Tentang Apa Al Humazah?

Kata Al Humazah berarti pengumpat dan diambil dari ayat pertama surat ini. Pokok isi surat ini adalah ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah


Baca: Tafsir Surat Al Fatihah


Pengertian Humazah dan Lumazah dari Beberapa Ulama

Para ulama berselisih pendapat tentang arti humazah dan lumazah. Di antara pendapat-pendapat yang disebutkan:

1.      Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:

Dia adalah orang yang suka mengadu domba, memecah belah hubungan persahabatan antara orang-orang yang saling menyayangi dan orang-orang yang menginginkan keburukan untuk orang-orang yang berlepas diri darinya. Dan arti humazah dan lumazah itu sama, yaitu suka mencela. Humazah adalah orang yang suka mengadu domba dan lumazah adalah orang yang suka mencela.

2.      Muqatil rahimahullah:

Humazah adalah orang yang suka mencela orang lain ketika orang yang dicela tidak ada di hadapannya, sementara lumazah adalah orang yang suka mencela langsung di hadapan.

3.      Abul-‘Aliyah dan al-Hasan rahimahullah:

Pendapat ketiga ini kebalikan dari pendapat ke dua. Lumazah adalah orang yang suka mencela orang lain ketika orang yang dicela tidak ada di hadapannya, sementara humazah adalah orang yang suka mencela langsung di hadapan.

4.      Sa’id bin Jubair dan Qatadah rahimahullah:

Humazah adalah orang yang suka mengghibah (menggunjing), sementara lumazah adalah orang yang suka mencela.

5.      Ibnu Zaid rahimahullah:

Humazah adalah orang yang mencela manusia di hadapannya dan memukulnya, sedangkan lumazah yaitu orang yang mengolok manusia dengan lisannya dan menjelek-jelekkan mereka.

6.      Sufyan ats-Tsauri rahimahullah:

Humazah adalah orang yang suka mengganggu temannya dengan perkataan yang buruk dan lumazah adalah orang yang mengejek dengan mata dan berisyarat dengan kepalanya.

7.      Ibnu Katsir rahimahullah:

Menyebutkan bahwa hammaz (humazah) adalah yang mencela dengan perkataan, sedangkan lammaz (lumazah) adalah yang mencela dengan perbuatan. 


Baca: Tafsir Surat An-Nas


Tafsir Surat Al Humazah

Ayat 1: وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

Artinya: Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

Allah mengancam dengan sebuah lembah di Jahannam yang mengalir di dalamnya nanah dan kotoran ahli neraka. Siksa itu diperuntukkan bagi humazah dan lumazah yaitu setiap orang yang suka ber-ghibah dan mencela, yaitu mereka yang suka mengadu domba.

Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah/Markaz Ta'dzhim al-Qur'an dibawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah. Dan dikatakan bahwa yang dimaksud dengan (همزة) adalah orang yang menggunjing (ghibah), dan (لمزة) adalah orang yang menghina menggunakan isyarat mata dan alis.

 

Ayat 2: ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ

Artinya: Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

Ini adalah sifat lain dari humazah dan lumazah. Mereka suka mengumpulkan harta yang banyak, tanpa perduli halal maupun haram. اۨلَّذِىۡ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ ۙ)‏ ) adalah penjelasan tentang sebab perbuatannya suka menghina dan menggunjing; yaitu karena ia bangga terhadap harta yang dia kumpulkan, dan ia mengira bahwa itu karena kemuliaannya, oleh sebab itu ia meremehkan dan merendahkan orang lain.

 

Ayat 3: يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ

Artinya: Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,

Dia mengira bahwa dengan banyak harta dia tidak akan mati. Padahal, sejak kapan harta bisa menyelamatkan seseorang dari kematian? Sesungguhnya ini adalah tipuan kehidupan. Seandainya harta bisa mengekalkan manusia, maka tentu harta telah mengekalkan kehidupan Qarun.

Pada ayat ini ada gambaran akan kecintaan yang berlebihan kepada harta, dia menyangka bahwa tidak ada kehidupan tanpa harta; dia berusaha untuk menjaganya dari segala kekurangan agar dapat bertahan hidup, dan barangsiapa yang bersikap seperti ini dia berhak atas ancaman dan celaka sebagaimana yang dijelas pada awal surah, karena dengan demikian pada hakikatnya dia telah berhamba kepada harta, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda : { تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ } "Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham" (HR. Bukhori)

 

Ayat 4: كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ

Artinya: Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.

Hartanya tidak akan bisa mengekalkannya. Akan tetapi, demi keperkasaan dan keagungan Kami, “Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthamah,” yaitu api yang dipanaskan yang bisa menghancurkan semua yang dilemparkan ke dalamnya.

“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan,” yakni, akan dilemparkan, “Ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?” ini adalah ungkapan sebagai pengagungan kondisinya. Kemudian Allah menjelaskannya Firman-Nya, “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,” yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, “yang” karena dahsyatnya, “naik sampai ke hati,” yakni merasuk dari tubuh hingga ke hati.

 

Ayat 5: وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ

Artinya: Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?

Ini adalah pertanyaan untuk menggambar betapa besarnya dan ngerinya hal tersebut. Bentuk ungkapan kalimat ini bertujuan pengagungan dan pembesaran.

 

Ayat 6: نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ

Artinya: (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,

Huthamah adalah salah satu nama neraka, seperti neraka Saqar dan Ladzhaa. Dinamakan Huthamah karena dia meremuk-remuk dan mematah-matahkan tulang-tulang. Neraka huthamah adalah nereka yang apinya telah dinyalakan sejak pertama kali diciptakan.

Api huthamah dinyalakan oleh malaikat penjaga neraka, dan bahan bakar yang dipakai adalah dari tubuh-tubuh orang kafir dan batu-batu yang besar, neraka huthamah yang diciptakan oleh Allah dengan sendirinya, maka siapakah yang mampu untuk mematikan apinya?

Tidak satupun yang mampu untuk melakukan hal itu, dan itu adalah perkara yang mustahil, walau sekalipun manusia seluruhnya saling menolong untuk memadamkan apai neraka sungguh hal itu tidak akan mampu mereka lakukan selamanya.

 

Ayat 7: ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ

Artinya: Yang (membakar) sampai ke hati.

Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Muhammad bin Ka’b mengatakan, “Api membakar seluruh jasad-jasad mereka. Jika sampai ke hati mereka, mereka diciptakan kembali menjadi tubuh yang baru. Kemudian api kembali memakannya.”

Al-Af'idah adalah bentuk jamak dari فُؤَاد (fu'ad) artinya adalah al-qalb (hati). Maknanya: Bahwa api neraka itu sampai ke hati karena saking panasnya, padahal hati-hati terpendam dalam dada, antara hati dan kulit luar, ada yang bagian-bagian tubuh yang menghalanginya, tetapi walau demikian, api-api neraka itu sampai ke hati.

Allah mengkhususkan penyebutan al-af’idah (hati) karena rasa sakit jika sudah sampai ke hati maka yang merasakan kesakitan akan mati. Orang-orang ini berada dalam keadaan orang yang seharusnya mati, tetapi mereka tidak mati.

 

Ayat 8: إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ

Artinya: Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,

Orang-orang yang suka menghina dan mengumpulkan harta serta enggan bersedekah ini akan memasuki neraka, dan pintu-pintunya akan ditutup rapat, tidak ada sedikitpun angin yang dapat masuk, dan mereka tidak ada harapan untuk keluar. Mereka terbolak-balik di dalamnya sambil terikat di rantai dan tiang yang panjang. Pintu-pintu ditutup dan mereka terikat, serta tidak akan terbuka bagi mereka satupun pintu.

Allah berfirman, “Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,” yakni terkunci. “(Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang,” di balik pintu, “yang panjang,” agar mereka tidak bisa keluar darinya. “Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya.” (QS. As-Sajdah: 20)

 

Ayat 9: فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍۭ

Artinya: (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Yakni mereka terikat pada tiang-tiang panjang. Muqatil berpendapat: setelah pintu-pintu neraka ditutup, mereka akan diikat pada tiang besi; dan pintu itu tidak dibukakan bagi mereka tidak pula ada udara yang masuk kepada mereka.

Sesungguhnya neraka itu mengunci dan mengikat para penduduknya di tiang-tiang yang sangat panjang. Hal ini adalah untuk mengabarkan tentang kengeriannya (agar kita) dibebaskan dan tidak dimasukkan ke dalamnya.

 

Sumber:

Kajian Tafsir QS. Al Humazah Ustadz Haris Budiatna

 

Referensi:

http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-humazah-ayat-1-9.html

https://tafsirweb.com/37387-surat-al-humazah-lengkap.html

https://bekalislam.firanda.com/?p=3815

https://almanhaj.or.id/8396-hukuman-pencela-yang-suka-mengumpulkan-harta.html

 

 

Posting Komentar

0 Komentar